08 August 2015

Mengintip Pernikahan Ala Jepang

pernikahan ala jepang

Pesta pernikahan dan upacara kematian di jepang,sama-sama membutuhkan biaya besar.
Biaya yang di keluarkan pun tidak sedikit,mulai dari 100-800 juta rupiah.
Pernikahan jepang biasanya selain ala ajaran buddha di kuil,yang di hadiri keluarga saja ,mereka juga memakai sistim ala pernikahan kristen.

Dari jauh hari pasangan sudah mulai merencanakan pernikahan mereka seperti:
1. Membicarakannya dengan pihak keluarga masing-masing:
   Siapa yang akan di undang dan kesediaan tamu untuk datang atau tidaknya. Karena        menyangkut biaya ,namun orang jepang rata-rata menepati janjinya untuk hadir.Jikalau yang di  undang berhalangan maka dia akan mengutus keluarga yang lain sebagai perwakilan dari dirinya. Banyak juga pasangan yang sudah menikah namun belum sempat melangsungkan pesta pernikahannya. Ada pula yang sudah punya anak baru melaksanakan pesta pernikahannya. Disini hal itu bukan sesuatu yang aneh. Pesta pernikahan memang bukan kewajiban,namun rata-rata melaksanakannya.

2. Mendiskusikannya dengan pihak wedding planner
   Wedding Planner sangat membantu sekali dalam suksesnya acara pesta pernikahan.
   Di sini bisa mengambil Plan yang telah ada,atau merencanakan sendiri pernikahannya.
   Semisal ada cost yang sudah lengkap dengan,mobil limosin,foto pernikahan,video,
   souvenir,pakaian pengantin,bulan madu dan lain sebagainya.
   Selanjutnya tema pernikahan yang di tawarkan,atau pilihan sendiri.Semisal soal hiasan ruang
   pesta,hiburan,bentuk kue pernikahannya bahkan tema lagu pernikahannya.
   Selanjutnya pasangan tinggal mematuhi petunjuk dari pihak wedding planner.
   Petunjuk acara bisa beragam,di sini pasangan bisa melaksanakan gladi resik atau belajar   langsung bagaimana acara berjalan mulai dari kedatangan tamu,apa yang akan di lakukan nya.
   Semisal pasangan akan di ajarkan berbicara di depan publik,bahkan cara berciuman.

Biasanya pernikahan di adakan dua kali,pertama kali pasangan pergi ke kuil.Disana
mereka berdoa dan mohon doa dari pihak kuil.Pasangan melakukan adab berdoa sesuai ajaran agama Buddha.
Perayaan di kuil ini biasanya hanya di hadiri oleh pihak keluarga.
Hari berikutnya barulah pernikahan di gedung,yang mana biasanya gedung pernikahan sudah
bersebelahan dengan gereja,dan mereka melangsungkan janji pernikahan di depan pastur.
Atau penyelenggara mendatangkan sendiri pastur ke gedung acara pesta.

Menyimak kegiatan di dalam pesta:
Para tamu akan datang sesuai jam undangan,biasanya sebelum acara habis tidak di perbolehkan pulang.
Para tamu tidak membawa hadiah,namun membawa amplop khusus yang di dalam nya ada uang yang masing-masing sudah tahu akan di selipkan berapa.Semisal kerabat jauh sekitar 10ribu yen,kerabat dekat 30ribu yen dan keluarga bisa 30ribu sampai 50ribu yen.Semua itu biasanya akan di catat dan di kembalikan jika suatu hari mereka pun menikah,atau melaksanakan hajat yang lainnya.

Di dalam pesta bangku bagi para tamu sudah di atur sedemikian rupa,sehingga tak perlu lagi berebutan kursi tentunya. Hidangan menunya bisa berupa masakan jepang,atau masakan eropa sesuai dengan keinginan pasangan.
Pakaian para tamu tidak boleh melebihi dari pasangan pengantin atau lebih terang,karena bagaimana pun yang menjadi raja dan ratu pada saat itu adalah pengantin.
Pengantin akan bertukar 2kali pakaian,adat jepang dan barat atau dress.
Untuk acara  hiburan,tiap tahun pasangan pengantin selalu mempunyai ide baru yang di dukung oleh wedding plannernya. Semisal dahulu hiburannya hanya berkaraoke bersama,di tutup pidato sekarang sudah beragam.Ada acara dansa bersama,nyanyi bersama,berpantun,melawak dan sebagainya.

Acara wajib adalah sambutan dari kawan,sahabat,rekan kerja ,pembacaan surat rasa terimakasih pengantin untuk kedua orang tua dan sepatah kata dari orang tua.Acara terakhir adalah penutupan sepatah kata dari peyelenggara pernikahan,mulai dari para staff sampai koki dapur.Barulah acara selesai.

 






No comments:

Post a Comment