12 March 2015

Gempa dan Tsunami di Jepang

Gempa dan Tsunami di Jepang
Jalanan yang retak
Hari ini bulan maret tgl 11,adalah genap 4 tahun gempa besar di propinsi Iwate plus tsunami yang melanda jepang.  Saat itu saya berada di rumah dan malam nya saya ada acara hendak ke Tokyo Disneyland dengan keluarga. Kejadian siang hari dan karena guncangannya seperti di ayun ombak,saya segera keluar rumah. Ini bukan pertama kali saya merasakan gempa,entah udah yang keberapa kali.
Saya akan ceritakan gempa yang melanda daerah dekat tempat tinggal saya yang di sebut "Chuetsu Jishin". Gempa ini terjadi di tahun 2004 bulan oktober tanggal 23,jam 17:56 M6.8. Dan ini gempa pertama kali yang saya rasakan selama hidup saya.

Saat itu saya ada di rumah dan sedang menonton tv di kamar atas dengan anak saya,tiba-tiba rumah bergoyang pelan seperti di ayunan. Lalu di susul dengan lampu yang kedip-kedip dan di sambut guncangan yang hebat. Saya peluk anak saya,dan lampu pun mati total gelap lah semua. Saya bingung ,mau keluar gelap sekali kalau guncangan datang lagi mungkin saya bisa tergelincir di tangga,jadi saya memilih diam saja dalam kamar.Namun setelah itu saya mendengar ada yang memanggil nama saya,rupanya tetangga masuk ke dalam rumah dan mencari saya untuk di ajak keluar rumah. Alhamdullilah saya berhasil keluar dengan bantuan tetangga dan rumah pun saat itu belum berantakan karena gempa.

Di luar kami semua berkumpul di tempat yang aman,dan saat itu belum ada seruan untuk mengungsi. Gempa terus berlanjut,saya benar-benar ketakutan dan merasa apa ini Kiamat ya? Guncangan terus berlanjut berkali-kali dan besar pula. Sekitar dua jam an barulah reda dan suami juga sudah pulang, namun kami tak berani masuk rumah. Sudah ada seruan ke pengunsian,tapi saya memilih tidur dalam mobil dengan anak. Saat itu lumayan dingin dan mobil tetap di nyalakan sampai pagi,ckckck.
Suami sibuk mengurusi ,meninjau dan membantu para tentangga yang rata-rata terdiri dari manula.

Di pagi hari gempa terus berlanjut,walau pun kecil tapi membuat trauma. kami mengecek ke dalam rumah,aduh...berantakan banget. Ruang keluarga tv jatuh dan pajangan juga pada jatuh,tapi untung saya ngk banyak pajangan.
Gempa dan Tsunami di Jepang
Ruang keluarga
Di ruangan dapur,malah aneh nya tidak ada gelas dan piring yang berhamburan,hanya bergeser saja.Ruang kamar mandi lah yang parah,retak semua dinding-dindingnya. Lalu ruangan di lantai atas pun lemari buku plus buku-bukunya berhamburan semua. Dinding rumah banyak yang retak namun masih retakan kecil. Kami memutuskan untuk berada dalam rumah dan tidak ke pengungsian. Untung kami punya kompor besar plus pemanans ruangan yang bisa sekedar mengahangatkan makanan.
Lampu mati,gas dan air pun tak bisa di gunakan. Mau berpergian untuk beli makanan pun tak bisa karena jalan retak dan suasana pun masih tak menentu.
Bantuan makanan datang dari kelurahan. Di pagi hari kami di beri roti,onigiri,plus minuman.Di siang hari kami juga makan onigiri,ada roti kaleng,sup instan,juga malam hari di kasih menu yang sama. Suasana seperti ini berlanjut sekitar 4 harian,dan barulah nyala lampunya. Saya mulai bebenah sedikit-sedikit walaupun saat itu badan kurang fit. Karena ini pengalaman pertama yang sangat membuat syok saya. Jalanan pada terbelah,dan taman rumah saya pun batu-batuan nya pada berhamburan ke jalan.
Gempa dan Tsunami di Jepang
Taman di samping rumah sesudah gempa
 Setiap rumah pada sibuk sekali bebenah,dan tak semua rumah layak di huni lagi sesudah gempa. Setiap rumah di cek dari pihak kelurahan,layak huni atau tidak nya. Jika layak huni maka akan di beri stiker warna hijau yang di tempel di pintu rumah,jika perlu waspada maka stiker nya berwarna kuning,dan jika sama sekali tak layak maka stiker yang di dapat berwarna merah. Bantuan perbaikan rumah hanya bagi yang ber stiker kuning dan merah. Padahal rumah kami perbaikannya saja total 1,500,000 yen atau kalau di rupiah kan 150 juta.

Setelah itu merasakan guncangan yang lumayan di tahun 2007 gempa di daerah kashiwazaki yang sama parah nya dengan gempa chuetsu, dan di tahun 2011 gempa Iwate.


No comments:

Post a Comment